Anak Dajjal yang Sebenarnya

Sebagai salah satu penggemar cerita true criminal, serial tv Monster: The Jeffrey Dahmer Story yang baru-baru ini rilis di Netflix adalah sebuah keharusan.

Disclaimer: dalam blog ini saya juga akan berbagi tentang film yang saya tonton, tapi saya ga akan memberikan kritik or whatsoever karena kapasitas saya cuma 8gb alias ga punya. Saya cuma akan membagikan bagaimana pengalaman saya menonton suatu film atau serial tv.

Ok, lanjut.

Sebelumnya saya ga tau sama sekali ada makhluk yang namanya Jeffrey Dahmer dan apa yang dia lakukan sampai saya menonton serial ini. Dalam sekali nonton, saya cuma kuat ngabisin 2 dari 10 episode in total karena ga kuat kak mental princess saya. Sangat keji dan ga masuk akal aja jadi butuh energi besar untuk ngabisin tiap episodenya.

Sewaktu saya selesai nonton 2 episode pertama, komen saya adalah: “gini nih kalo dulu kecilnya minum ASI (air susu iblis)”, mungkin setan aja minder ngeliat kelakuan bang Jeff ini. Kalo ada yang biasa becandanya bilang anak dajjal, nah ini wujud asli anak dajjal kek gini nih.

Ga cuma membunuh 17 orang, bang Jeff juga memutilasi dan memakan daging & organ para korbannya. Dia juga masturbasi dengan organnya.

I was like:

Ga habis thinking saya kak.

Lalu setelah mengumpulkan energi serta membulatkan tekad, saya akhirnya mampu menyelesaikan serial ini semalam. Wah, rasanya kacau balau sih. I just can’t wrap my head around his cruelty. Tapi dari semua kegilaannya yang ga masuk akal itu, yang paling juara sih pas bang Jeff minum darah yang didonorkan oleh orang lain.

WHYYYYYYYYYYY

My reaction to the scene

Anyway, buat saya hal yang paling menarik dari menonton true crime stories adalah karena saya penasaran dan pengen tau bagaimana cara berpikir para serial killer itu sampe tega menyiksa, memperkosa, bahkan membunuh korban-korbannya.

Kebanyakan dari mereka punya trauma tertentu di masa kecil atau tumbuh besar di lingkungan keluarga yang tidak sehat. Sama dengan Jeffrey Dahmer.

Setelah denger interviewnya dia, tanpa mengurangi rasa hormat kepada para korban & keluarganya, saya jadi kasihan karena sewaktu kecil sampai beranjak remaja dia banyak sekali merasakan absence dari kedua orang tuanya yang pada waktu itu sibuk berantem, bahkan dia pernah ditinggalin sendiri sama orang tuanya di rumah selama beberapa bulan. Seiring berjalannya waktu, dia jadi familiar dengan perasaan kesepian, abandoned, yang bikin doi grew up with lack of empathy dan sulit untuk punya temen.

Salah satu narasumber dari serial dokumenter juga keluaran Netflix Conversation with a Killer: The Jeffrey Dahmer Tapes bilang dia ga pernah ngeliat ada orang sekesepian Dahmer. Asli sedih, coy. Ya gimana mau punya temen, kemampuan bersosialisasi aja minim. Jadi ga punya temen cerita. Pas remaja, dia bingung dengan orientasi seksualnya sendiri dan entah gimana malah napsuan ama organ 😭 bisa-bisanyaaaaaaaa anda seperti itu bang Jeff 😭😭😭😭

Ini dia kalo di rukiyah, pasti yang kesurupan malah setannya sih. Saya yakin 100%. 😭

Sebenernya bang Jeff pun sama kaya saya yang penasaran kenapa dia bisa jadi seperti itu. Sampe waktu dia akhirnya ditangkep, dia bersikap sangat kooperatif dan ngasih keterangan sedetail-detailnya ke polisi karena dia juga pengen tau apa yang salah dari dia.

Sampai akhirnya bang Jeff meninggal, tidak ada jawaban pasti kenapa dia seperti itu. Hanya beberapa faktor yang mungkin cukup berpengaruh pada perilakunya itu seperti lingkungan keluarga dan faktor genetik.

Tapi ya udah, pelajaran yang bisa dipetik adalah:

  1. Jangan mau diajak ke rumah stranger atau menerima minuman yang ditawarin.
  2. Jangan punya anak kalo ga siap mental & finansial
  3. Pake kondom

Leave a comment